Jurnal yang dianalisis ini
berjudul “Appraisal of The Effect of The Global Financial Meltdown on The
Nigerian Money Market”, dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan
“Penilaian Pengaruh Krisis Keuangan Global Terhadap Pasar Uang Nigeria”. Jurnal
ini dibuat oleh Mayowa Gabriel dari Departemen Keuangan dan Perbankan, Fakultas
Ilmu Manajemen, University of Benin, Benin-City, Edo State, Nigeria. Jurnal ini
dipublikasikan oleh International Journal
of Economics and Finance (www.ccsenet.org/ijef)
pada tanggal 4 september 2011.
Fokus penelitian yang dilakukan
dalam jurnal ini adalah pengaruh pada krisis keuangan global terhadap pasar
uang Nigeria. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah utama yang
terkait dengan krisis keuangan global dan pengaruhnya terhadap perekonomian di
Nigeria. Dalam penelitian ini diuangkapkan terdapat 5 masalah utama yang
menyebabkan krisis global masuk ke dalam pasar uang Nigeria. Yang pertama
adalah penarikan kembali modal yang dilakukan oleh beberapa institusi keuangan
penting dari pasar uang Nigeria. Yang kedua adalah melambungnya pasar kredit
internasional. Yang ketiga adalah dampak buruk dari krisis dalam kegiatan
ekonomi di Nigeria. Keempat, sumber penting dari pendapatan dan pertukaran
pekerja asing yang kemungkinan pembayarannya tidak pasti. Yang terakhir
merupakan faktor psikologi, karena pasar global terlalu akrab dengan krisis
keuangan.
Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan Ordinary
Least Square Technique, teknik OLS. Teknik ini merupakan teknik terbaik
dalam taksiran linier yang tidak memihak, dengan persamaan garis lurus yang
dapat diperkirakan. Teknik ini digunakan untuk meneliti data-data keuangan
secara empiris sebelum terjadinya krisis yaitu dari tahun 2000-2005 dan data
saat terjadinya krisis dari tahun 2006-2009, tetapi data saat terjadinya
kririrs ini akan diteliti setelah kebutuhan terhadap penyesuaian data yang
relevan dilaksanakan. Pendalaman penelitian terhadap data keuangan ini akan dipakai sebagai kekuatan dalam
krisis keuangan, dengan indikator pasar uang (surat hutang jangka pendek, surat
berharga, aksep bank, sertifikat deposito, rasio pinjaman bank dan inflasi)
akan menjadi variabel.
Penemuan dari penelitian secara
empiris menunjukkan bahwa pada saat masa sebelum krisis (2002-2005) semua
variabel memenuhi perkiraan apriori. Namun, pada masa krisis hanya koefisien
inflasi yang mempertahankan pertanda apriori tersebut. Hal ini menyatakan
secara tidak langsung bahwa kegiatan ekonomi dipengaruhi dengan kurang baik
oleh krisis keuangan global yang terlihat dari pengaruh buruk yang merugikan
secara mendalam. Hal ini
menunjukkan ketidakstabilan indikator menjadi pengaruh yang telah diperkirakan
dalam pasar uang Nigeria. Hal ini dapat dikaitkan dengan kegagalan regulator
(pengatur) pasar uang Nigeria untuk
memenuhi tanggung jawab utamanya dalam menyediakan dana yang dibutuhkan untuk
sektor penting di mana dana tersebut diperlukan selama periode krisis keuangan.
Untuk
itu, penelitian ini merekomendasikan prosedur yang memadai dalam penanganan
krisis yang sebaiknya diselesaikan dengan segera, dengan mempersiapkan segala
kemungkinan yang dapat terjadi. Para ahli moneter juga harus dapat
mengidentifikasi kelemahan pasar uang dan mengusahakan perlindungan yang
efektif terhadap pasar uang, dengan tujuan untuk mengurangi akibat atau
pengaruh lebih lanjut dari krisis keuangan dalam perekonomian Nigeria.
Krisis
keuangan yang baru-baru ini terjadi, mempengaruhi perekonomian dunia terutama
pasar modal dan pasar uang, menyebabkan terbukanya perdepatan baru mengenai
efektivitas peraturan yang ada pada sektor keuangan. Hal ini yang telah
menciptakan hilangnya kepercayaan individu dan investor bisnis di lembaga pasar
uang Nigeria. Bank-bank yang berada di bawah Bank Sentral kurang mampu untuk
memberikan jaminan dan akan membutuhkan lebih banyak waktu lagi untuk
mengembalikan kepercayaan pada pasar uang dan untuk menunggu kemungkinan
terhadap transaksi baru. Tetapi Bak Sentral bisa saja memberikan keyakinan
dengan mengizinkan para individu dan investor untuk menyebarkan ketentuan dalam
kerugian kredit selama tiga tahun. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang
menguntungkan dalam mendorong pemulihan nilai aset yang pada akhirnya akan
mengurangi persyaratan pengadaan kredit yang sebenarnya. Regulator pasar uang
juga dalam hal ini memiliki kesempatan dalam mendapatkan kembali rasa hormat
dan kepercayaan kemampuan untuk melakukan rekapitalisasi sendiri di pasar uang.
Pasar
uang Nigeria menempati posisi penting dalam kemajuan pembangunan bangsa dan
telah memberikan catatan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan selama
bertahun-tahun. Bank Sentral Nigeria harus memberikan perhatian lebih pada
stabilitas makroekonomi, pemeliharaan stabilitas keuangan ekonomi dan
memastikan berfungsinya ekonomi moneter (pembayaran dan penyelesaian sistem).
Pemerintah
saat ini menggunakan kebijakan fiskan untuk mengurangi tekanan krisis keuangan.
Dan untuk menyocokan upaya yang dilakukan pemerintah, Bank Sentral Nigeria juga
telah menentukan beberapa langkah yang memungkinkan dalam mengatasi krisis
negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar